guru-berbagi.site - Kementerian Agama Republik
Indonesia meluncurkan program Gerakan Pemberdayaan Komunitas Guru Madrasah
(Garda Kagum) di Jakarta, Rabu (12/08/2020) Lalu, Selain itu kemenag hibahkan
dana sebesar Rp. 1,8 Triliun untuk pembinaan profesi guru. Menteri Agama
Fachrul Razi mengungkapkan, program ini merupakan upaya mendorong guru dan
tenaga kependidikan madrasah agar meningkatkan kompetensi dan profesionalitas
berbasis komunitas.
"Dalam kondisi pandemi,
pemberdayaan guru berbasis komunitas menemukan urgensi yang lebih besar,”
ucapnya.
Garda Kagum adalah
klasterisasi Kelompok Kerja Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Musyawarah
Guru Bimbingan Konseling, Kelompok Kerja Madrasah, dan Kelompok Kerja Pengawas,
dalam jalur koordinasi yang terkontrol.
Dalam acara yang juga
dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan perwakilan guru pelbagai
provinsi dengan protokol kesehatan, Menag menjelaskan dalam kelompok ini, guru
akan berada dalam situasi terus belajar dan mengembangkan diri.
Menurut Menag, guru-guru di
daerah-daerah dapat bersatu dalam komunitas yang diprakarsai oleh Kementerian
Agama, sehingga di antara mereka terjadi saling tukar informasi maupun
terobosan dalam meningkatkan mutu belajar mengajar. Untuk itu Kemenag akan
menyiapkan dana hibah yang menunjang kegiatan ini.
Terkait ini Kemenag
menyiapkan block grant bagi 25.920 komunitas guru di tingkat Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, madrasah Aliyah, Kelompok Kerja Madrasah, dan
Kelompok Kerja Pengawas.
Melansir kompas.com
(17/8/2020), Jumlah dana hibah disiapkan mencapai Rp 1,8 triliun dengan skema
penerimaan dua kali untuk setiap kelompok dalam empat tahun, masing-masing Rp
35 juta. Selanjutnya, Fachrul Razi berharap program ini menjadi wahana
pembinaan profesi guru secara mandiri, tidak terus menerus top down.
Dengan cara menggerakkan
dari dalam, program ini diharapkan lebih fleksibel, efisien, dan tepat sasaran.
Direktur Jenderal Pendidikan
Islam, Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, penerima manfaat akhir dari program
ini program ini adalah anak didik di madrasah. Dengan membaiknya kualitas guru
tentu saja pembelajaran akan semakin maksimal. Sebelumnya Kemenag telah
melakukan pemetaan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berdasarkan pada
problem kompetensi dan profesionalitas secara lokal.
Bila mereka terikat
komunitas yang dinamis, maka guru-guru yang selama ini statis dan sulit
mengubah rutinitas akan menjadi lebih tercerahkan. Sebaliknya guru-guru yang
inovatif dapat berbagi ilmu dan keahlian kepada sesamanya. Direktur Guru dan
Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag, Suyitno, mengungkapkan, sebanyak 78 ribu
madrasah di Indonesia masih belum memiliki kualitas yang setara.
Masih ada disparitas yang
besar dalam hal kualitas. Selama ini sejumlah program pembinaan sudah
dilakukan, namun basis komunitas adalah lompatan luar biasa. Era digital
menuntut sumber daya manusia bermutu tinggi. Dalam menghadapi era digital yang
progresif, dibutuhkan guru visioner dan mampu mengelola proses belajar mengajar
secara efektif, inovatif, dan melek teknologi.
Suyitno menyampaikan,
"komunitas yang akan dibentuk Kemenag akan dikontrol sampai tingkat rayon
dan sub rayon, sehingga terjadi pergerakan yang pasti".
"Komunitas
ini juga akan diberikan stimulasi agar dapat mendorong organisasi pembelajaran,
dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guru," tutup Suyitno.
Penulis dan Editor : Prastawan
Sumber : Kompas.com